FAKTOR-FAKTOR YANG
MENJADI POLA PERTIMBANGAN ETIS.
1 Korintus 10 : 23 – 11 : 1
sebagai pola pertimbangan etis.
Disini dicontohkan apakah boleh orang Kristen makan daging
yang telah dipersembahkan kepada berhala ?
Latar belakang
Di Korintus dan kota-kota lain kebanyakan daging yang
dijual di pasar adalah daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala.
Orang-orang beribadah di kuil dengan membawa korban persembahan berupa hewan.
Sedangkan para imam tugasnya menyembelih hewan itu dan
mempersembahkan kepada dewa. Karena para
imam tidak bekerja maka daging hewan tersebut sebagian dipersembahkan kepada
dewa, sebagian dimakan sendiri dan sisanya dijual dipasar.
Bagaimana dia dapat memelihara persaudaraan ataupun sikap
sosial lainnya.
Adapun keKristenan di Korintus ada 2 golongan :
1.
Antinomian :
golongan yang berpendapat bahwa segala hukum tidak berlaku bagi orang
Kristen. Golongan ini juga berpendapat
yang penting hanya perkara rohani saja, sehingga hal-hal yang bersifat jasmani
(norma-norma) dapat diabaikan. Pendapat
lain golongan ini lebih berpengetahuan dari orang lain.
2.
Legalis : Golongan yang mengatakan bahwa hukum-hukum
tradisional berpengaruh pada kebebasan orkris (Kis 15:20) orkris dilarang makan
makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala. Pendapat lain orkris harus
menjauhkan diri dari segala yang bersangkutan dengan agama lain (kekafiran)
Sikap
Paulus
1.
Kebebasan
“segala sesuatu diperbolehkan”
10:23. Orkris bukan budak
hukum. Kehidupan orkris tidak bergantung
kepada peraturan-peraturan, tetapi bergantung kepada kasih karunia Allah.
2.
Kegunaan “segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi
bukan segala sesuatu berguna” 10:23.
Didalam melakukan segala sesuatu seharusnya kebebasan kita memberi
kegunaan bagi orang lain juga.
Arti kegunaan adalah apakah
perbuatan kita dapat membangun orang lain, atau menjadi batu sandungan (1 Kor
8:13).
3.
Hati nurani : kesadaran tentang apa yang baik atau
kemampuanuntuk mengambil keputusan dibidang keagamaan dan susila. Disini diperlukan keselarasan antara
keyakinan batin dan kelakuan lahirian (Roma 14 : 22-23)
4.
Situsasi, dalam situasi khusus jangan melakukan “sesuatu”
bila itu dapat melemahkan orang lain.
5.
Prinsip dari kitab suci, pertimbangan etika Kristen
perlu diadakan dalam terang kitab suci.
“Tanggapan yang tepat kepada karunia yang dianugerahkan kepada kita adalah menerimanya dengan ucapan
syukur 10:30; 1 Tim 4:3-5.
6.
Iman juga merupakan pertimbangan moral yang harus
dilakukan untuk kemuliaan Allah. Sebab
tujuan pokok kehidupan orkris adalah kemuliaan Allah. 10:31
7.
Pola kehidupan Paulus sebagai pola hidup orkris. 11:1
8.
Pola kehidupan Kristus, Sikap dan pola hidup Yesus
harus diwujudnyatakan dalam kehidupan kekristenan
Agama dan etika pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, ia
berhubungan satu dengan yang lainnya seperti keterkaitan antara bangunan dengan
fondasinya. Tuntutan dasariah dalam
etika Kristen sebenarnya tidak lain daripada meneladani sang Kristus . orang Kristen hendaknya memperagakan
kemurahan Allah, seperti yang dituturkan oleh Yesus sendiri: “hendaklah kamu
murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (Lukas 6:36), atau “Karena
itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna”
(Mat 5:48). Mereka menjadi
penurut-penurut Allah dengan jalan menghayati dan mengamalkan kasih sang
Kristus.
Kata
kunci dalam etika Kristen adalah “kasih” yang mempunyai daya jangkau yang tidak
terbatas…….. ?
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan etis
1. Iman
adalah kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang lebih dihargai daripada semua
yang lain. Iman adalah kesetiaan kepada
hal yang kita anggap paling pokok dalam kehidupan kita, pusat yang memberi arti
kepada seluruh kehidupan kita. Kita
beriman kepada hal yang kita pegang meskipun kita harus menyerahkan semua yang
lain.
-
Iman mempengaruhi kelakuan kita (Luk 18:18-27; Mat 26 : 33; 69-75)
-
Iman mengandung kepercayaan yaitu menyandarkan hidup
kita pada Dia yang lebih dari segala sesuatu.
-
Iman mengandung kesetiaan yaitu kewajiban kita untuk
bertekad melayani Dia
-
Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang
dianggap penting atau nilai yang tertinggi.
-
Iman sebagai hubungan dengan Allah.
-
Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar.
2. Tabiat
adalah susunan batin seseorang yang memberi arah dan ketertiban kepada
keinginan, kesukaan dan perbuatan seseorang. Tabiat dibentuk oleh interaksi
antara diri orang, lingkungan sosialnya dan Allah.
Tabiat mengandung suara hati yaitu pengetahuan tentang apa
yang baik dan yang buruk. Lebih dari itu
tabiat juga mengandung kecenderungan dan motivasi untuk berbuat selaras dengan
batin kita, tabiat juga mengandung sifat-sifat moral dalam diri kita.
Tabiat tidak sama dengan watak. Watak biasanya dianggap sebagai bentuk diri
kita yang kita dapat secara alamiah sejak lahir. Watak bersifat tetap. Tetapi tabiat
berkembang dan berubah sepanjang hidup kita.
Tabiat juga berbeda dengan
kepribadian, karena kepribadian mengandung sifat-sifat emosional dan mental.
Misalnya rasa rendah diri, sifat pendiam.
Tabiat hampir sama dengan budi pekerti karena pada umumnya
budi pekerti selalu bersifat baik. Walaupun kadang-kadang tabiat itu sendiri
kadang-kadang bisa baik dan buruk.
Pentingnya tabiat dalam etika Kristen :
Tabiat yang mantap didalam kekristenan dinyatakan dalam
istilah “Hidup baru”. Kristus tidak
hanya memberikan hukum yang baru yang menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah
(Yoh 13:34), tetapi Dia juga memberikan hidup yang baru. Hubungan kita dengan Tuhan mengubah hati dan
kepribadian kita, “jadi siapa yang ada didalam Kristus ia adalah ciptaan baru”
(2 Kor 5:17). “Kamu telah dilahirkan kembali, bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang
kekal” (1 Petrus 1:23). “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup baru” (Roma 6:4).
Demikianlah Perjanjian Baru menggambarkan kehidupan seseorang di dalam
Kristus. Kehidupan diubah dari batin ke
lahir. Karena iman kita menjadi baru,
maka tabiat kita diperbaharui. Karena
tabiat kita diperbaharui maka perbuatan-perbuatan kita menjadi lebih baik.
Menurut Alkitab dosa merupakan
penyakit dalam hati dan kehendak manusia. Penyakit itu demikian parah sehingga
kita tidak mampu menguasai dosa dalam tabiat kita. Akibatnya bukan apa yang aku kehendaki yaitu
yang baik yang aku perbuat, melainkan yang tidak aku kehendaki, yaitu yang
jahat yang aku perbuat (Roma 7:19).
Yesus berkata, “Orang yang baik
mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat
(Luk 6:45). Yesus juga mengetahui bahwa
banyak orang yang kelihatannya hidup suci tetapi sebenarnya hati mereka buruk dan kejam (Mat 7:15).
Karena itu tabiat orang Kristen
tidak bisa terlepas dari Kristus. Kebaikan kita adalah selalu sebagai karunia
dari Dia bukan sebagai hasil usaha kita.
Kebajikan-kebajikan kita ialah buah-buah Roh Kudus. Tabiat yang baik bukan pemberian kita kepada
Tuhan melainkan pemberian Tuhan kepada kita.
3. Lingkungan sosial, mau tidak mau pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh lingkungan : keluarga, teman-teman, pandangan umum
dalam masyarakat, komunikasi massa
dan gereja.
Ø
Keinginan diterima oleh orang lain atau kelompok
lain.
Ø
Karena tidak mau menyakiti hati orang lain
(kepentingan orang lain).
Ø
Untuk memajukan kepentingan diri sendiri
(kepentingan diri sendiri).
Ø
Karena menghormati kebijaksanaan atau
pengetahuan orang lain
Norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat tidak hanya diselenggarakan oleh kuasa dari luar diri kita,
norma-norma dan nilai-nilai itu tertanam dalam hati kita. Kita biasanya mengikuti pandangan masyarakat
bukan Karena terpaksa tetapi Karena kita menyetujuinya dan menganggap pandangan
itu sebagai pandangan kita sendiri.
Tetapi yang perlu diperhatikan
unsur dosa dalam masyarakat juga dapat mengurangi pola pikir dan keterbukaan
hati kita terhadap bimbingan Allah.
Jadi akhirnya, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semua itu (Filipi 4:8).
4. Norma-norma, norma adalah patokan-patokan yang
dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan
yang benar. Dengan demikian norma-norma
berfungsi memberi penerangan dan menolong kita melihat jalan yang terbaik waktu
kita mengambil keputusan.
Mengapa norma-norma itu perlu
?
Ø
Agar kita mengerti kehendak Allah
Ø
Untuk memperingatkan dan mendorong kita agar
tidak mengikuti kehendak sendiri
Ø
Sebagai bahan mengajar etika kepada anak-anak.
Ø
Menolong kita memperoleh kebijaksanaan dari
angkatan terdahulu.
Ø
Norma mengatur masyarakat, menolong kita
mengetahui apa yang dapat kita harapkan dari orang lain dan apa yang diharapkan
orang lain dari kita.
Ø
Norma memungkinkan kita berbicara tentang apa
yang baik dan apa yang salah.
Ø
Norma menolong kita mengerti keunikan kasus kita
serta persamaannya dengan kasus-kasus lain.
5. Situasi,
Mengapa kita perlu mengetahui
situasi ?
Ø
Agar bisa menerapkan norma-norma dan nilai-nilai
etis kepada situasi itu. Contoh : Kej 1
: 28, beranak cuculah dan bertambah banyak
Ø
Agar kita dapat melakukan perbuatan yang tepat
dan berguna dalam situasi itu.
Ø
Supaya kita dapat mengetahui masalah-masalah
yang memerlukan perhatian.
Yakinlah bahwa Allah bekerja dalam setiap situasi, Karena
itu kita perlu mengerti bagaimana Allah bekerja danapa maksud dari setiap
situasi yang kita hadapi. Alkitab juga
menekankan tanggungjawab kita untuk menjadi peka kepada kebutuhan golongan
lemah dan miskin dalam masyarakat. Allah
melihat kesengsaraan mereka dan mendengar seruan mereka dan Allah memanggil
kita untuk memperhatikan kebutuhan mereka
(Kel 3 : 7 - 8; Mazmur 107 :
41; Matius 25 : 31 – 46)
Kesimpulan :
Akhirnya keputusan dipercayakan
kepada Saudara. Saudara harus mengambil
keputusan untuk diri sendiri. Namun
demikian ada sumber-sumber bantuan yang dapat menolong Saudara mengambil
keputusan yang baik, tepat dan benar yaitu :
1.
Doa, ibadah dan Roh Kudus, orang Kristen perlu memakai akal budi dalam
mengambil keputusan, tetapi keputusan kristiani tidak diambil dengan penalaran
yang baik saja, tetapi juga dengan doa agar Roh Kudus menerangi penalaran kita,
membentuk kehendak kita serta meningkatkan kemampuan kita.
2.
Gereja dan orang-orang lain, orang Kristen juga
memerlukan nasihat dan persahabatan dari orang yang bukan Kristen. Terutama dalam masalah kehidupan masyarakat
dan bangsa.
3.
Alkitab, Alkitab menolong kita mengerti situasi
Karena kejadian yang kita alami juga tertulis dalam Alkitab. Alkitab tidak memberi kita jawaban-jawaban
yang sudah jadi bagi masalah-masalah kita. Tetapi Alkitab serta Roh Kudus dapat
mengarahkan pemikiran kita agar tepat apa yang harus kita perbuat.
4.
Bahan bacaan, membaca bahan-bahan lain selain
Alkitab sangatlah diperlukan Karena dengan pengetahuan umum akan memungkinkan
kita untuk menghadapi berbagai-bagai masalah.
No comments:
Post a Comment